Sebut saja Meji, wanita yang terlahir dari kedua orangtua yang memiliki suku yang berbeda. Ayahnya bersuku Makassar sedangkan ibuSebut saja Meji, wanita yang terlahir dari kedua orangtua yang memiliki suku yang berbeda. Ayahnya bersuku Makassar sedangkan ibunya sendiri bersuku Mandar, sudah pasti Meji blasteran dengan julukan masar (makassar feat mandar), bukan nyasar yah.
Meji, dikenal sebagai anak yang baik dan sangat patuh pada orang tuanya. Dia selalu saja membantu orangtuanya untuk membereskan rumah bahkan bekerja. Mungkin hanya dia yang bisa diandalkan dalam keluarganya, makanya dia mahu melakukan semua itu. Dia tidak kisah jika dia tidak bisa menikmati masa mudanya bersama teman-temannya yang lain karena baginya, bersama ibu tercinta dirumah itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
Di suatu hari, Meji sedang duduk santai bersama ibunya di halaman rumah dan berkata,
“buk, tadi kan aku jumpa dengan macik-macik di kedai terus bahas tentang sekolah anak TKI yang baru dibuka tu... Katanya ndak layak orang pasport untuk sekolah... Bagus kerja jak”.
“alah .. Tak payah la dengar kata orang,,, yang penting kau fokus jak belajar dan buktikan kalau kamu juga boleh berhasil”.
“iyalah buk”
Mendengar nasehat dan dukungan dari ibunya, Meji pun semakin semangat belajar. Bersekolah di SMP Terbuka merupakan ajang pertamanya untuk meluruskan kecetekan pemikiran para penghuni di kediamannya mengenai TKI yang hanya ditugaskan untuk bekerja dan tidak lebih dari itu, dan itu juga pasti berdampak pada psikologi anak TKI termasuk Meji sendiri. Dia ingin mematahkan persepsi orang-orang di sekelilingnya bahwa anak TKI bukan diutus untuk bekerja saja, tapi juga punya hak untuk mengemban pendidikan dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Ternyata, itu dia buktikan dengan mendapatkan full scholarship untuk melanjutkan ke jenjang SMA di Bekasi. Sudah pasti itu semua itu tidak akan dia dapatkan tanpa usaha dan doa semaksimal mungkin. Semenjak itu, orang-orang sekeliling sudah tidak lagi memandang rendah akan dirinya dan mulai open minded.
Tujuh belas tahun di negara jiran, akhirnya pulang ke tanah pangkuan yang dulunya pernah dia impikan, yang dulunya hanya bisa dia lihat dan dia dengar dari mulut ke mulut dan media elektronik. Meskipun dia tidak tahu dan masih tertanya-tanya akan hal apa yang akan dihadapinya nanti, dia tetap akan melangkah terus karena dengan melangkah bahkan berlari itu lebih baik dan banyak manfaatnya daripada dia hanya berdiam diri ditempat kediamannya.
Satu pesan yang disampaikan abangnya kepadanya, “tetap semangat ! Karena kamu kesana bukan bersenang-senang melainkan berperang”. Dia tidak tahu akan makna apa yang tersirat dari pesan yang disampaikan abangnya kepadanya, mungkin saja dia akan mengetahui setelah dia mengalaminya nanti.
Pada saat keberangkatannya, ia sempat berjabat tangan dengan ahli keluarganya didampingi gurunya yang merupakan koordinator keberangkatan pada waktu itu. Meji sangat sedih pada waktu itu ketika harus berpisah dengan keluarganya terutama ibunya. Namun begitu, kesedihannyalah yang menjadi pendobrak semangatnya untuk berhijrah.
Perjalanan selama tiga hari menelusuri pulau Nunukan menuju Jakarta, terasa sebentar sekali baginya karena sibuk memerhati orang-orang sekeliling yang bertipe aneh bin ajaib, suasananya juga agak beda. Padahal itu merupakan hal biasa bagi mereka tapi kelihatan asing bagi Meji. Yang dulunya makan nasi goreng pada waktu pagi, di Indonesia malah jual nasi goreng pada waktu malam. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Malaysia dan Meji harus cepat beradaptasi dengan semua itu mulai dari hal terkeciL, bahasa misalnya.
Suatu hari, ketika Meji kehausan dan dia memesan air di toko alias warung.
“bang, pesan air mineral yang sejuk satu ya,”
“air sejuk,,, haha,, air dingin kali,, “ sahut sang penjual yang gigi depannya sudah copot satu sambil tertawa.
“oh,, iya.. Air dingin,” sahutku dengan wajah bleur.
Setiap sesuatu yang terjadi merupakan pelajaran berharga bagi Meji. dMeskipun dia telah tinggal di negeri sendiri tapi seolah-olah sedang tinggal di negeri orang karena ketidakbiasaan Meji dengan budaya dan bahasa yang baru dia kenal. Namun begitu, semua itu sangat menarik bagi Meji.
Indonesia, sangat jauh luar biasa dari apa yang Meji bayangkan selama ini. Mungkin, apa yang ada di negara lain, akan ada juga di sini. Tapi, apa yang ada di sini belum tentu ada di negara lain. Tukang jahit berjalan ? Bakso berjalan ? Somay berjalan ? Bahkan babi ngepet juga ada disini. Duhhh,, kok jadi promo gini sih ? Haaa,, lu pikir la sendiri bro.
Saat tiba di bandara, Meji bertemu dan berjabat dengan enam orang perempuan yang juga mendapatkan beasiswa yang sama sepertinya. Saat itu juga, Meji mendapat tahu dari gurunya bahwa dia tidak jadi disekolahkan di Bekasi, tapi di Tangerang. Meji hanya mendengarkan dan tersenyum karena sekolah di Tangerang atau di Bekasi tidak aan menjadi masalah besar untuknya.
Meji dan teman-temannya akhirnya langsung diarahkan ke pusat destinasi di Tangerang. Dikarenakan pada waktu itu sudah mau menjelang tengah malam, akhirnya mereka diarahkan ke rumah kos masing-masing yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Rumah tersebut menjadi tempat tingal sementara karena belum tersedianya asrama bagi mereka, diprediksi dalam waktu satu tahun baru asrama akan siap dibangun.
Keesokan harinya, para guru pendamping pun akhirnya pulang untuk melaksanakan tugas yang lainnya. Sedangkan mereka, yang terdiri dari tujuh orang dari wilayah yang berbeda dan otomatis memiliki prinsip yang berbeda tapi tujuan mereka tetap sama diserahkan sepenuhnya kepada Yayasan Pandu Pertiwi dalam kontrak tiga tahun.
Ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah aktif, mereka pun menjalankan tangggungjawab mereka masing-masing. Dari situ, banyak sekali hal-hal baru yang Meji dan teman-temannya dapatkan karena mereka juga sama seperti Meji, hanya saja dari latar belakang keluarga yang berbeda, otomatis akan terbentuk jati diri yang tidak sama.
Selama Meji menempuh pendidikan di SMA bersama teman seperjuangannya, banyak sekali pelajaran yang dapat diambil oleh Meji. Tidak hanya pelajaran di sekolah tapi juga pelajaran yang diambil dari sikap seseorang terhadap orang lain yang pasti akan ada timbal balik. Meji mempunyai enam sahabat yang memiliki karakter yang berbeda, sehingga mampu memberikan warna dalam hidup Meji.
Kemanapun mereka pergi, mereka selalu bersama baik dalam menghadapi hal
yang baik bahkan sampai hal yang terburuk. Ketika satu dari mereka disakiti oleh orang lain maka mereka semua akan bersatu untuk melindungi sahabatnya.
Begitulah yang mereka lakukan pada sahabat mereka. Darni dengan postur tubuh yang tinggi, berkulit hitam manis dan mempunyai sepasang mata yang sipit ala Angelina Jolley. Dia sangat tertutup dengan orang lain, mungkin saja dia tidak ingin memiliki rasa percaya terhadap orang lain karena pernah dikhinati ? akan tetapi sangat manja dengan orang yang dekat dengannya juga sangat berpengalaman tentang cinta. Satu hal lagi mengenainya, dia lebih menyukai warna biru.
“Aku bercita-cita ingin menjadi dosen Matematika suatu hari nanti, “ katanya ketika ditanya pada saat introducing di kelas.
Ternyata Darni, salah satu dari mereka terlibat dalam percintaan dengan salah satu senior yang ada di sekolah, sebut saja si X. Mereka yang awalnya bahagia namun berakhir derita akibat kecurangan sang X. Semenjak itu, mereka tidak menyukai si X karena telah menyakiti sahabat mereka. Dan mereka juga menasehati Darni agar tidak dulu melakukan yang namanya pacaran, dan dia pun akhrinya menerima. Itu artinya Tuhan tidak salah lagi jika melarang ummatNya untuk pacaran karena bukan hal yang membawa pada kemaslahatan melainkan kemusnahan. Hal tersebut menjadi pelajaran buat mereka bertujuh bahwa pacaran bukan hal yang baik. Bagi mereka yang ingin merasakan derita karena terlalu sering bahagia maka dipersilahkan pacaran.
Dewi, merupakan leader dari mereka bertujuh. Berkulit kuning pucat dan sangat menyukai warna pink alias merah jambu. Orangnya lemah lembut akan tetapi sosoknya akan berubah menjadi harimau ketika marah karena agak kurang dalam mengendalikan emosi. Itulah manusia, dibalik kelebihan pasti ada kekurangan. Dari dulu dia bercita-cita ingin menjadi penegak hukum atau bahasa alay-nya lawyer. Dia juga master dalam hal dekorasi dan sangat alergi dengan coklat plus buah-buahan apalagi udang. Padahal rugi banget bagi mereka yang tidak bisa menikmati makanan itu semua. Dewi punya teman satu sekolah waktu SMP, namanya Hayati dan Ika.
Hayati, yang bertipe kasar namun dalam hatinya terdapat taman bunga yang indah nan mekar, orangnya sangat detail akan sesuatu. Berbadan tinggi ala Taylor Swift akan tetapi tidak suka menggunakan baju kebaya karena takut dibilang cantik. Meskipun matanya minus tujuh sejak SMP, tidak akan mematahkan cita-citanya untuk bisa memasuki Akuntansi STAN.
Beda halnya dengan Ika, berbadan tidak tinggi dan berkulit kuning langsat. Memiliki bola mata yang indah sehingga mendapat julukan dari Meji sebagai “Brey” singkatan dari brown eye. Dia bercita-cita ingin menjadi Dokter spesialis mata dan merupakan yang termuda diantara mereka bertujuh selain Sabariah. Dia mempunyai kucing peliharaan yang dinamakan “bebebs”, ntah dari mana nama itu berasal. Mungkin saja itu nama gabungan dari dia dan pacarnya. Bebebs sangat bahagia dirawat oleh sosok sebaik Ika. Namun, malang sekali nasib sang Bebebs. Bebebs sudah tidak dipedulikan lagi semenjak Ika putus dengan pacarnya. Bebebs yang dulunya gemuk menjadi kurus, yang dulunya fit menjadi tak bertenaga,yang dulunya imut menjadi menyampah dan yang dulunya bebebs menjadi bla bla bla.
Sabariah, biasa dipanggil Sabar. Orang paling cengeng di antara mereka bertujuh, akan tetapi dia mempunyai kekuatan doa yang tak tertanding antar mereka bertujuh. Bersaiz sepatu 28 serta memiliki bibir seksi nan imut ala barbie. Pernah disinggung sekali oleh guru PAI di sekolah mengenai bibirnya yang seksi, akan tetapi Sabar tidak pernah menyombongkan diri akan bibir seksi yang dimilikinya yang sangat mirip sekali dengan bibir Jaclyn Victor. Dia punya cita-cita ingin menjadi an english teacher bahkan lebih dari itu. Dia juga sangat suka akan suatu hal yang bertekstur ungu. Kata orang-orang, ntah orangnya siapa, bahwa warna ungu adalah warna janda. Tidak tahu kenapa warna ungu mendapat gelar seperti itu. Mungkin Sabar lebih tahu jawabannya.
Salina, pemilik akun facebook “xii eiiyna ladyz charleydaxx” juga merupakan salah satu dari mereka. Berbadan kurus dan berkulit sawo matang serta menyukai warna merah jambu sama seperti Dewi. Bertipe periang akan tetapi seringkali overdosis sampai-sampai tidak tahu menempatkan akan rasa riangnya. Dia pernah bercerita kepada Meji, bahwa dia sangat nge-fans sama Justin Bieber, penyanyi terkenal. Sehingga dia rela mengubah namanya menjadi Selena Gomez karena pacar Justin pada waktu itu adalah Selena dan dia ingin seolah-olah menjadi pacar Justin. Namun, sangat disayangkan sekali ketika Justin putus dengan Selena sehingga Salina mengubah namanya menjadi “Salina Sudah Lelah”. Meski seringkali Dia gagal dan gagal dalam bercinta, dia tidak pernah putus asa untuk menemukan cinta sejatinya dan kini menjadi ahli dalam bercinta. Guru, meski tampak sederhana namun guru adalah cita-cita yang mulia. Begitu juga yang dilakukan Salina, ingin menjadi guru Geografi suatu hari nanti agar dapat membangun bangsa terutama kerabat dan keluarga. Satu hal yang membuat dia kuat menjalani hidup adalah dia tidak memperdulikan akan apa yang dikatakan orang lain tentangnya, karena dia mempunyai tujuan hidup yang lebih jelas daripada para haters yang membencinya.
Banyak hal yang membuat Meji terkagum dengan sahabat-sahabatnya. Bahkan, Meji menginginkan agar setiap hal positif yang ada pada sahabatnya akan terpatri dalam dirinya juga. Meji adalah sosok anak yang suka bercermin dari suatu hal dan suka meniru akan hal-hal positif yang nantinya akan menghasilkan inovasi baru. Dan semua itu dia dapatkan dari sahabtanya, tidak hanya disekolah dengan duduk manis di kelas dengan buku diatas meja.
Meji ingin menjadi seseorang yang kuat seperti sahabatnya Darni, kuat dalam menghadapi masalah keluarga dan juga tahan hati akan setiap cemoohan yang dilemparkan orang lain kepadanya. Baginya semua itu merupakan pembakar semangatnya untuk terus mencapai cita-citanya.
Meji ingin menjadi sosok yang penyayang seperti sahabatnya Dewi, yang selalu mengedepankan naluri hati akan tetapi Meji harus bisa mengendalikan emosi ketika marah agar tidak seperti sahabatnya.
Meji ingin seperti Hayati yang selalu tegas akan sesuatu akan tetapi tahu menempatkan juga. Meskipun begitu, Meji sangat salut dengan sahabatnya yang satu ini karena walaupun dia berkarakter keras namun masih punya sisi kebaikan di lubuk hatinya yang paling dalam.
Disaat Meji sedang ditimpa masalah, Mej selalu teringat akan sahabatnya Ika yang selalu tabah dalam menghadapi setiap masalah. Ika merupakan orang yang jarang sekali menangis karenadia tidak ingin kelihatan lemah dihadapan orang lain bahkan dihadapan dirinya sendiri. Dengan begitu, Meji akan cuba untuk lebih kuat dan tabah seperti Ika.
Meji ingin menjadi seperti sahabatnya Sabariah yang selalu tegar dengan kekuatan doanya. Karena, kesuksesan baginya tidak akan ada arti tanpa doa. Begitu juga Salina, yang selalu tegar dalam menghadapi haters dan tidak pernah ada kata putus asa bagi dirinya.
Dengan sahabat yang multitalent dan supergirl yang dimiliki Meji, membuatkan dia lebih kuat dalam menghadapi hidup meski orangtua tidak berada disampingnya. Baginya, dia tidak perlu melihat akan siapa yang menyampaikan suatu kebaikan melainkan apa yang akan disampaikan.
Seketika, Meji teringat akan pesan abangnya dan baru memahaminya sekarang bahwa hijrahnya Meji dalam rangka menuntut ilmu bukanlah untuk hiburan dan bersenang-senang melainkan sebuah peperangan. Berperang untuk melawan ego diri sendiri, berperang untuk melawan rasa malas dalam diri, berperang untuk menjadi lebih baik dengan meninggalkan kebiasaan yang lama yang memang tidak pantas untuk dibawa ke masa depan. Dengan begitu, Meji akan bisa membawa dirinya untuk secara tidak langsung menjadi tauladan yang baik bagi orang lain. Itulah impian Meji yang sesungguhnya.
Setelah beberapa tahun kemudian,berkat dorongan dari keluarga dan sahabatnya, Meji kini menjadi sosok wanita yang berjaya dan sukses. Bukan sukses daripada orang lain, tapi dia telah sukses menaklukkan dirinya sendiri untuk lebih baik dari kemarin dan bisa berguna bagi orang lain.
-sekian-
nya sendiri bersuku Mandar, sudah pasti Meji blasteran dengan julukan masar (makassar feat mandar), bukan nyasar yah.
Meji, dikenal sebagai anak yang baik dan sangat patuh pada orang tuanya. Dia selalu saja membantu orangtuanya untuk membereskan rumah bahkan bekerja. Mungkin hanya dia yang bisa diandalkan dalam keluarganya, makanya dia mahu melakukan semua itu. Dia tidak kisah jika dia tidak bisa menikmati masa mudanya bersama teman-temannya yang lain karena baginya, bersama ibu tercinta dirumah itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
Di suatu hari, Meji sedang duduk santai bersama ibunya di halaman rumah dan berkata,
“buk, tadi kan aku jumpa dengan macik-macik di kedai terus bahas tentang sekolah anak TKI yang baru dibuka tu... Katanya ndak layak orang pasport untuk sekolah... Bagus kerja jak”.
“alah .. Tak payah la dengar kata orang,,, yang penting kau fokus jak belajar dan buktikan kalau kamu juga boleh berhasil”.
“iyalah buk”
Mendengar nasehat dan dukungan dari ibunya, Meji pun semakin semangat belajar. Bersekolah di SMP Terbuka merupakan ajang pertamanya untuk meluruskan kecetekan pemikiran para penghuni di kediamannya mengenai TKI yang hanya ditugaskan untuk bekerja dan tidak lebih dari itu, dan itu juga pasti berdampak pada psikologi anak TKI termasuk Meji sendiri. Dia ingin mematahkan persepsi orang-orang di sekelilingnya bahwa anak TKI bukan diutus untuk bekerja saja, tapi juga punya hak untuk mengemban pendidikan dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Ternyata, itu dia buktikan dengan mendapatkan full scholarship untuk melanjutkan ke jenjang SMA di Bekasi. Sudah pasti itu semua itu tidak akan dia dapatkan tanpa usaha dan doa semaksimal mungkin. Semenjak itu, orang-orang sekeliling sudah tidak lagi memandang rendah akan dirinya dan mulai open minded.
Tujuh belas tahun di negara jiran, akhirnya pulang ke tanah pangkuan yang dulunya pernah dia impikan, yang dulunya hanya bisa dia lihat dan dia dengar dari mulut ke mulut dan media elektronik. Meskipun dia tidak tahu dan masih tertanya-tanya akan hal apa yang akan dihadapinya nanti, dia tetap akan melangkah terus karena dengan melangkah bahkan berlari itu lebih baik dan banyak manfaatnya daripada dia hanya berdiam diri ditempat kediamannya.
Satu pesan yang disampaikan abangnya kepadanya, “tetap semangat ! Karena kamu kesana bukan bersenang-senang melainkan berperang”. Dia tidak tahu akan makna apa yang tersirat dari pesan yang disampaikan abangnya kepadanya, mungkin saja dia akan mengetahui setelah dia mengalaminya nanti.
Pada saat keberangkatannya, ia sempat berjabat tangan dengan ahli keluarganya didampingi gurunya yang merupakan koordinator keberangkatan pada waktu itu. Meji sangat sedih pada waktu itu ketika harus berpisah dengan keluarganya terutama ibunya. Namun begitu, kesedihannyalah yang menjadi pendobrak semangatnya untuk berhijrah.
Perjalanan selama tiga hari menelusuri pulau Nunukan menuju Jakarta, terasa sebentar sekali baginya karena sibuk memerhati orang-orang sekeliling yang bertipe aneh bin ajaib, suasananya juga agak beda. Padahal itu merupakan hal biasa bagi mereka tapi kelihatan asing bagi Meji. Yang dulunya makan nasi goreng pada waktu pagi, di Indonesia malah jual nasi goreng pada waktu malam. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Malaysia dan Meji harus cepat beradaptasi dengan semua itu mulai dari hal terkeciL, bahasa misalnya.
Suatu hari, ketika Meji kehausan dan dia memesan air di toko alias warung.
“bang, pesan air mineral yang sejuk satu ya,”
“air sejuk,,, haha,, air dingin kali,, “ sahut sang penjual yang gigi depannya sudah copot satu sambil tertawa.
“oh,, iya.. Air dingin,” sahutku dengan wajah bleur.
Setiap sesuatu yang terjadi merupakan pelajaran berharga bagi Meji. dMeskipun dia telah tinggal di negeri sendiri tapi seolah-olah sedang tinggal di negeri orang karena ketidakbiasaan Meji dengan budaya dan bahasa yang baru dia kenal. Namun begitu, semua itu sangat menarik bagi Meji.
Indonesia, sangat jauh luar biasa dari apa yang Meji bayangkan selama ini. Mungkin, apa yang ada di negara lain, akan ada juga di sini. Tapi, apa yang ada di sini belum tentu ada di negara lain. Tukang jahit berjalan ? Bakso berjalan ? Somay berjalan ? Bahkan babi ngepet juga ada disini. Duhhh,, kok jadi promo gini sih ? Haaa,, lu pikir la sendiri bro.
Saat tiba di bandara, Meji bertemu dan berjabat dengan enam orang perempuan yang juga mendapatkan beasiswa yang sama sepertinya. Saat itu juga, Meji mendapat tahu dari gurunya bahwa dia tidak jadi disekolahkan di Bekasi, tapi di Tangerang. Meji hanya mendengarkan dan tersenyum karena sekolah di Tangerang atau di Bekasi tidak aan menjadi masalah besar untuknya.
Meji dan teman-temannya akhirnya langsung diarahkan ke pusat destinasi di Tangerang. Dikarenakan pada waktu itu sudah mau menjelang tengah malam, akhirnya mereka diarahkan ke rumah kos masing-masing yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Rumah tersebut menjadi tempat tingal sementara karena belum tersedianya asrama bagi mereka, diprediksi dalam waktu satu tahun baru asrama akan siap dibangun.
Keesokan harinya, para guru pendamping pun akhirnya pulang untuk melaksanakan tugas yang lainnya. Sedangkan mereka, yang terdiri dari tujuh orang dari wilayah yang berbeda dan otomatis memiliki prinsip yang berbeda tapi tujuan mereka tetap sama diserahkan sepenuhnya kepada Yayasan Pandu Pertiwi dalam kontrak tiga tahun.
Ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah aktif, mereka pun menjalankan tangggungjawab mereka masing-masing. Dari situ, banyak sekali hal-hal baru yang Meji dan teman-temannya dapatkan karena mereka juga sama seperti Meji, hanya saja dari latar belakang keluarga yang berbeda, otomatis akan terbentuk jati diri yang tidak sama.
Selama Meji menempuh pendidikan di SMA bersama teman seperjuangannya, banyak sekali pelajaran yang dapat diambil oleh Meji. Tidak hanya pelajaran di sekolah tapi juga pelajaran yang diambil dari sikap seseorang terhadap orang lain yang pasti akan ada timbal balik. Meji mempunyai enam sahabat yang memiliki karakter yang berbeda, sehingga mampu memberikan warna dalam hidup Meji.
Kemanapun mereka pergi, mereka selalu bersama baik dalam menghadapi hal
yang baik bahkan sampai hal yang terburuk. Ketika satu dari mereka disakiti oleh orang lain maka mereka semua akan bersatu untuk melindungi sahabatnya.
Begitulah yang mereka lakukan pada sahabat mereka. Darni dengan postur tubuh yang tinggi, berkulit hitam manis dan mempunyai sepasang mata yang sipit ala Angelina Jolley. Dia sangat tertutup dengan orang lain, mungkin saja dia tidak ingin memiliki rasa percaya terhadap orang lain karena pernah dikhinati ? akan tetapi sangat manja dengan orang yang dekat dengannya juga sangat berpengalaman tentang cinta. Satu hal lagi mengenainya, dia lebih menyukai warna biru.
“Aku bercita-cita ingin menjadi dosen Matematika suatu hari nanti, “ katanya ketika ditanya pada saat introducing di kelas.
Ternyata Darni, salah satu dari mereka terlibat dalam percintaan dengan salah satu senior yang ada di sekolah, sebut saja si X. Mereka yang awalnya bahagia namun berakhir derita akibat kecurangan sang X. Semenjak itu, mereka tidak menyukai si X karena telah menyakiti sahabat mereka. Dan mereka juga menasehati Darni agar tidak dulu melakukan yang namanya pacaran, dan dia pun akhrinya menerima. Itu artinya Tuhan tidak salah lagi jika melarang ummatNya untuk pacaran karena bukan hal yang membawa pada kemaslahatan melainkan kemusnahan. Hal tersebut menjadi pelajaran buat mereka bertujuh bahwa pacaran bukan hal yang baik. Bagi mereka yang ingin merasakan derita karena terlalu sering bahagia maka dipersilahkan pacaran.
Dewi, merupakan leader dari mereka bertujuh. Berkulit kuning pucat dan sangat menyukai warna pink alias merah jambu. Orangnya lemah lembut akan tetapi sosoknya akan berubah menjadi harimau ketika marah karena agak kurang dalam mengendalikan emosi. Itulah manusia, dibalik kelebihan pasti ada kekurangan. Dari dulu dia bercita-cita ingin menjadi penegak hukum atau bahasa alay-nya lawyer. Dia juga master dalam hal dekorasi dan sangat alergi dengan coklat plus buah-buahan apalagi udang. Padahal rugi banget bagi mereka yang tidak bisa menikmati makanan itu semua. Dewi punya teman satu sekolah waktu SMP, namanya Hayati dan Ika.
Hayati, yang bertipe kasar namun dalam hatinya terdapat taman bunga yang indah nan mekar, orangnya sangat detail akan sesuatu. Berbadan tinggi ala Taylor Swift akan tetapi tidak suka menggunakan baju kebaya karena takut dibilang cantik. Meskipun matanya minus tujuh sejak SMP, tidak akan mematahkan cita-citanya untuk bisa memasuki Akuntansi STAN.
Beda halnya dengan Ika, berbadan tidak tinggi dan berkulit kuning langsat. Memiliki bola mata yang indah sehingga mendapat julukan dari Meji sebagai “Brey” singkatan dari brown eye. Dia bercita-cita ingin menjadi Dokter spesialis mata dan merupakan yang termuda diantara mereka bertujuh selain Sabariah. Dia mempunyai kucing peliharaan yang dinamakan “bebebs”, ntah dari mana nama itu berasal. Mungkin saja itu nama gabungan dari dia dan pacarnya. Bebebs sangat bahagia dirawat oleh sosok sebaik Ika. Namun, malang sekali nasib sang Bebebs. Bebebs sudah tidak dipedulikan lagi semenjak Ika putus dengan pacarnya. Bebebs yang dulunya gemuk menjadi kurus, yang dulunya fit menjadi tak bertenaga,yang dulunya imut menjadi menyampah dan yang dulunya bebebs menjadi bla bla bla.
Sabariah, biasa dipanggil Sabar. Orang paling cengeng di antara mereka bertujuh, akan tetapi dia mempunyai kekuatan doa yang tak tertanding antar mereka bertujuh. Bersaiz sepatu 28 serta memiliki bibir seksi nan imut ala barbie. Pernah disinggung sekali oleh guru PAI di sekolah mengenai bibirnya yang seksi, akan tetapi Sabar tidak pernah menyombongkan diri akan bibir seksi yang dimilikinya yang sangat mirip sekali dengan bibir Jaclyn Victor. Dia punya cita-cita ingin menjadi an english teacher bahkan lebih dari itu. Dia juga sangat suka akan suatu hal yang bertekstur ungu. Kata orang-orang, ntah orangnya siapa, bahwa warna ungu adalah warna janda. Tidak tahu kenapa warna ungu mendapat gelar seperti itu. Mungkin Sabar lebih tahu jawabannya.
Salina, pemilik akun facebook “xii eiiyna ladyz charleydaxx” juga merupakan salah satu dari mereka. Berbadan kurus dan berkulit sawo matang serta menyukai warna merah jambu sama seperti Dewi. Bertipe periang akan tetapi seringkali overdosis sampai-sampai tidak tahu menempatkan akan rasa riangnya. Dia pernah bercerita kepada Meji, bahwa dia sangat nge-fans sama Justin Bieber, penyanyi terkenal. Sehingga dia rela mengubah namanya menjadi Selena Gomez karena pacar Justin pada waktu itu adalah Selena dan dia ingin seolah-olah menjadi pacar Justin. Namun, sangat disayangkan sekali ketika Justin putus dengan Selena sehingga Salina mengubah namanya menjadi “Salina Sudah Lelah”. Meski seringkali Dia gagal dan gagal dalam bercinta, dia tidak pernah putus asa untuk menemukan cinta sejatinya dan kini menjadi ahli dalam bercinta. Guru, meski tampak sederhana namun guru adalah cita-cita yang mulia. Begitu juga yang dilakukan Salina, ingin menjadi guru Geografi suatu hari nanti agar dapat membangun bangsa terutama kerabat dan keluarga. Satu hal yang membuat dia kuat menjalani hidup adalah dia tidak memperdulikan akan apa yang dikatakan orang lain tentangnya, karena dia mempunyai tujuan hidup yang lebih jelas daripada para haters yang membencinya.
Banyak hal yang membuat Meji terkagum dengan sahabat-sahabatnya. Bahkan, Meji menginginkan agar setiap hal positif yang ada pada sahabatnya akan terpatri dalam dirinya juga. Meji adalah sosok anak yang suka bercermin dari suatu hal dan suka meniru akan hal-hal positif yang nantinya akan menghasilkan inovasi baru. Dan semua itu dia dapatkan dari sahabtanya, tidak hanya disekolah dengan duduk manis di kelas dengan buku diatas meja.
Meji ingin menjadi seseorang yang kuat seperti sahabatnya Darni, kuat dalam menghadapi masalah keluarga dan juga tahan hati akan setiap cemoohan yang dilemparkan orang lain kepadanya. Baginya semua itu merupakan pembakar semangatnya untuk terus mencapai cita-citanya.
Meji ingin menjadi sosok yang penyayang seperti sahabatnya Dewi, yang selalu mengedepankan naluri hati akan tetapi Meji harus bisa mengendalikan emosi ketika marah agar tidak seperti sahabatnya.
Meji ingin seperti Hayati yang selalu tegas akan sesuatu akan tetapi tahu menempatkan juga. Meskipun begitu, Meji sangat salut dengan sahabatnya yang satu ini karena walaupun dia berkarakter keras namun masih punya sisi kebaikan di lubuk hatinya yang paling dalam.
Disaat Meji sedang ditimpa masalah, Mej selalu teringat akan sahabatnya Ika yang selalu tabah dalam menghadapi setiap masalah. Ika merupakan orang yang jarang sekali menangis karenadia tidak ingin kelihatan lemah dihadapan orang lain bahkan dihadapan dirinya sendiri. Dengan begitu, Meji akan cuba untuk lebih kuat dan tabah seperti Ika.
Meji ingin menjadi seperti sahabatnya Sabariah yang selalu tegar dengan kekuatan doanya. Karena, kesuksesan baginya tidak akan ada arti tanpa doa. Begitu juga Salina, yang selalu tegar dalam menghadapi haters dan tidak pernah ada kata putus asa bagi dirinya.
Dengan sahabat yang multitalent dan supergirl yang dimiliki Meji, membuatkan dia lebih kuat dalam menghadapi hidup meski orangtua tidak berada disampingnya. Baginya, dia tidak perlu melihat akan siapa yang menyampaikan suatu kebaikan melainkan apa yang akan disampaikan.
Seketika, Meji teringat akan pesan abangnya dan baru memahaminya sekarang bahwa hijrahnya Meji dalam rangka menuntut ilmu bukanlah untuk hiburan dan bersenang-senang melainkan sebuah peperangan. Berperang untuk melawan ego diri sendiri, berperang untuk melawan rasa malas dalam diri, berperang untuk menjadi lebih baik dengan meninggalkan kebiasaan yang lama yang memang tidak pantas untuk dibawa ke masa depan. Dengan begitu, Meji akan bisa membawa dirinya untuk secara tidak langsung menjadi tauladan yang baik bagi orang lain. Itulah impian Meji yang sesungguhnya.
Setelah beberapa tahun kemudian,berkat dorongan dari keluarga dan sahabatnya, Meji kini menjadi sosok wanita yang berjaya dan sukses. Bukan sukses daripada orang lain, tapi dia telah sukses menaklukkan dirinya sendiri untuk lebih baik dari kemarin dan bisa berguna bagi orang lain.
-sekian-